Waktu itu tanggal 26
Januari 2015, masih dalam “suasana liburan semester” hehe maklum baru masuk
kuliah nih.. Setelah bersilaturahmi ke sekolah SMA tercinta; SMAT AL QUDWAH; kita;
Saya, Ridwan, Fakhri, Alija, dan Fajar; beristirahat sambil menikmati sarapan (padahal
udah jam 11an) nasi uduk yang dikasih
oleh kepala sekolah tadi ketika berkunjung ke sekolah. Sambil menikmati nasi
uduk beserta lauknya ditambah boncabe yang membuat kepedesan (saya sih ngga
kepedesan, cuma dikit sih pakenya haha), kita berbincang-bincang; biasalah
ngomongin yang ga penting.
Ditengah perbincangan,
tiba-tiba ada yang usul “gemana kalo kita
ke Cikoromoy, Pandeglang, kita berenang gitu”, tapi ada yang usul juga mendingan
ke pemandian air panas aja di Cipanas,Lebak, naah pada bingung kan. Fakhri yang
mau pulang besok hari ikut usul, “mendingan
kalo pengen berenang kita ke Sawarna aja, soalnya kalo besok ga bisa ikut”.
Get it! Sudah dapat tujuan untuk main-main. Ya memang benar saya tinggal di
Banten, tepatnya di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Naah sekarang tinggal cari
kendaraannya aja, Alija dan Fajar naik motornya Alija, tapi Saya dan Ridwan belum
ada kendaraannya sedangkan Fakhri besok nebeng sama temen Abinya. Malamnya saya
membujuk ibu buat mengijinkan buat bawa motor ke Sawarna daaaan akhirnyaaaa
diijiniiin yeeeeay!
Besoknya tanggal 27
Januari 2015, Saya kasih kabar kalo kita jadi ke Sawarna naik motor ke Ridwan
tapi sayangnya dia ada keperluan mendadak sehingga ga jadi ikut ke sana, sayang
ya. Akhirnya, Fakhri gak jadi nebeng mobilnya temannya Abinya dan naik motor
boncengan deh. Jam 9 lewat Saya beragkat buat kumpul, tapi berangkatnya jam
setengah sebelas, nungguin Alija dulu tuh LAMA.
Sudah tersebar seantero
Banten khususnya di kalangan orang-orang Lebak, bahwa jalan menuju selatan itu
Masya Allah bikin capek hati; selain jauuuuuh kondisi jalan atau aspalnya itu
seperti ga diaspal -__- tapi itu bukan rintangan yang menghalangi buat kita ke
sana YES! Start di Kecamatan Cibadak (rumahnya Fajar), kemudian melewati
jalanan aspal yang rusak dan sekarang hanya meninggalkan batu-batu di kecamatan
Cikulur, lalu melewati Kecamatan yang panjaaaang sekali yaitu Cileles; ingat ya
bacanya Cileles bukan Cileuleus, tapi memang membuat leuleus (capek/lelah) sih karena kayaknya hampir 3/10 perjalanan
itu lewat sana. Oh ya lupa, kalo mau lewat rute ini jangan lupa pakai helem
yang full face ya sama pakai masker, karena jalannya itu looh berdebu sekali. Setelah
lewat Cileles, sampailah di check point setengah perjalanan kita di Kecamatan
Gunung Kencana. Kenapa namanya Gunung Kencana, mungkin memang letaknya di atas
gunung-gunung yang dari sini bisa kelihatan antara Rangkasbitung di utara dan
Malingping di selatan. Sebelum lanjut jalan, istirahat dulu dambil
selfie-selfie boleh kali haha.
Perjalanan di Gunung Kencana |
Sebagian jalan di dearah
Cileles sampai Gunung Kencana tadi sih sudah ada yang dibeton yang lumayan
bagus, sekitar 40% lebih kurang jalannya sudah dibeton. Saran lagi, buat yang
naik motor hati-hati yah kalo hujan jalanan yang belum dibeton itu licin banget
soalnya banyak pasir-pasir dan tanah di jalannya. Karena ga hati-hati dan
bercanda dijalan Saya dan Fakhri yang bocengan sampai jatuh di jalanan yang
licin. Naaah jadi pelajaran ya buat tean-teman.
Setelah berselfie-selfie
riya, kita lanjutkan perjalanan ke Kecamatan Cijaku (kalo ga salah ya). Perjalanan
dari Cibadak (start point) sampai ke Cijaku itu kebanyakan rumah-rumah penduduk
dan gak jarang juga lewat perkebunan seperti kelapa sawit dan karet jadi
jalannya itu sepi, jalanan ramai ketika ada truk saja lewat karena di belakangnya
bayak motor yang ingin menyalipnya. Setelah melewati Kecamatan Cijaku akhirnya
sampai juga ke tujuan tempat menginap di rumahnya Fakhri yaitu di Malingping. Kecamatan
ini paling ramai daripada kecamatan-kecamatan yang tadi telah dilewati, mungkin
itu alasannya Malingping akan dijadikan ibu kota dari Kabupaten Cilangkahan;
yang akan memisahkan diri dari Lebak.
Pantai Bagedur, Malingping |
Kita berangkat pukul
10.30an dan sampai jam 13an, berarti panjangnya perjalanan sekitar 2,5 jam-an. Yah
cukup melelahkan (sebenernya sih lelah sekali), dan memutuskan untuk istirahat
solat makan alias isoma, hihihi.. Karena lelahnya kelewatan kita memutuskan untuk
tidur hingga tiba waktu ashar. Waktu ashar pun tiba, kita bergegas untuk solat
dan caw pergi ke Pantai Bagedur. Pantai Bagedur masih di Kecmatan Malingping,
dan jalanan di dalam kecamatan ini sedang ada perbaikan yaitu sedang
dibetonisasi sehingga perjalanannya agak sedikit terganggu dan tetap jalanannya
berdebu. Namun ketika sampai di pertigaan dekat terminal jalanannya aspal dan
sudah bagus dan muluus. Sampai pantai jangan lupa untuk mengabadikan momen
dengan kamera yaa. Kita di sana sambil menunggu sun set yang Subhanallah indah
sekali.
Esok harinya, kita
berencana untuk melanjutkan perjalanan menuju Sawarna. Sebenarnya perjalanan ke
sana hanya melewati 3 kecamatan saja yaitu; Cihara, Panggarangan, dan Bayah, tapi
kita membutuhkan waktu lebih kurang 1 setengah jam. Sewaktu 2 tahun lalu jalan
menuju Kecamatan Bayah sih lumayan bagus tapi sekarang Masyaallah jalannya
nambah parah rusaknya, terlebih lagi di Kecamatan Panggarangan dan Bayah yang
sering dilewati truk yang menuju proyek pembangunan pelabuhan dan pabrik semen
merah putih. Gambaran jalannya itu hampir sama seperti jalan-jalan yang ada di daerah
perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan. Lanjut lagi ke
perjalanannya, setelah memasuki kawasan wisata pantai pulo manuk dan sawarma
jalanannya lumayan mulus hanya ada sedikit lubang dan suasananya sejuk karena
di kiri-kanan jalannya itu kawasan perhutani Banten yang dilindungi dan tidak
akan dijadikan kawasan pabrik semen itu. Pintu masuk kawasan wisata sampai
pantai sawarna jauhnya sekitar 3 Km.
Sesampainya di kawasan
pantai sawarna kita harus melewati jembatan gantung. Setelah itu kita harus membeli
tiket masuk seharga Rp.5000,- saja kok murah kaaan. Kemudian lanjut lagi naik
motor, di sawarna ada dua jenis pantai; yang satu pantai pasir putih yang
sering dikunjungi untuk berenang dan bule-bule senang bermain surfing di pantai
ini, satunya lagi pantai tanjung layar yang ada dua tebing di pantainya dan
menjadi ikon pantai sawarna.
Begitulah perjalanan
dari Rangkasbitung menuju Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah, bisa dibayangkan
bagaimana rusaknya jalan menuju Pantai Sawarna yang lumayan melelahkan. Bagi teman-teman
yang berasal dari Jakarta yang menggunakan mobil, teman-teman dapat melewati
jalan tol Tangerang-Merak dan keluar di pintu tol Balaraja Barat dan kemudian
mengambil jalan menuju Rangkasbitung atau keluar di pintu tol Serang Timur dan
mengambil arah ke Jalan Raya Pandeglang-Serang kemudian berbelok menuju
Rangkasbitung lalu menuju Cibadak seterusnya, bisa juga di Pandegalng melewati
rute Saketi. Atau juga melewati rute lain yaitu rute Pelabuan Ratu, Sukabumi.