Friday, January 30, 2015

Sawarna Tempat Indah Sulit Dijamah



Waktu itu tanggal 26 Januari 2015, masih dalam “suasana liburan semester” hehe maklum baru masuk kuliah nih.. Setelah bersilaturahmi ke sekolah SMA tercinta; SMAT AL QUDWAH; kita; Saya, Ridwan, Fakhri, Alija, dan Fajar; beristirahat sambil menikmati sarapan (padahal udah jam 11an)  nasi uduk yang dikasih oleh kepala sekolah tadi ketika berkunjung ke sekolah. Sambil menikmati nasi uduk beserta lauknya ditambah boncabe yang membuat kepedesan (saya sih ngga kepedesan, cuma dikit sih pakenya haha), kita berbincang-bincang; biasalah ngomongin yang ga penting.

Ditengah perbincangan, tiba-tiba ada yang usul “gemana kalo kita ke Cikoromoy, Pandeglang, kita berenang gitu”, tapi ada yang usul juga mendingan ke pemandian air panas aja di Cipanas,Lebak, naah pada bingung kan. Fakhri yang mau pulang besok hari ikut usul, “mendingan kalo pengen berenang kita ke Sawarna aja, soalnya kalo besok ga bisa ikut”. Get it! Sudah dapat tujuan untuk main-main. Ya memang benar saya tinggal di Banten, tepatnya di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Naah sekarang tinggal cari kendaraannya aja, Alija dan Fajar naik motornya Alija, tapi Saya dan Ridwan belum ada kendaraannya sedangkan Fakhri besok nebeng sama temen Abinya. Malamnya saya membujuk ibu buat mengijinkan buat bawa motor ke Sawarna daaaan akhirnyaaaa diijiniiin yeeeeay!

Besoknya tanggal 27 Januari 2015, Saya kasih kabar kalo kita jadi ke Sawarna naik motor ke Ridwan tapi sayangnya dia ada keperluan mendadak sehingga ga jadi ikut ke sana, sayang ya. Akhirnya, Fakhri gak jadi nebeng mobilnya temannya Abinya dan naik motor boncengan deh. Jam 9 lewat Saya beragkat buat kumpul, tapi berangkatnya jam setengah sebelas, nungguin Alija dulu tuh LAMA.

Sudah tersebar seantero Banten khususnya di kalangan orang-orang Lebak, bahwa jalan menuju selatan itu Masya Allah bikin capek hati; selain jauuuuuh kondisi jalan atau aspalnya itu seperti ga diaspal -__- tapi itu bukan rintangan yang menghalangi buat kita ke sana YES! Start di Kecamatan Cibadak (rumahnya Fajar), kemudian melewati jalanan aspal yang rusak dan sekarang hanya meninggalkan batu-batu di kecamatan Cikulur, lalu melewati Kecamatan yang panjaaaang sekali yaitu Cileles; ingat ya bacanya Cileles bukan Cileuleus, tapi memang membuat leuleus (capek/lelah) sih karena kayaknya hampir 3/10 perjalanan itu lewat sana. Oh ya lupa, kalo mau lewat rute ini jangan lupa pakai helem yang full face ya sama pakai masker, karena jalannya itu looh berdebu sekali. Setelah lewat Cileles, sampailah di check point setengah perjalanan kita di Kecamatan Gunung Kencana. Kenapa namanya Gunung Kencana, mungkin memang letaknya di atas gunung-gunung yang dari sini bisa kelihatan antara Rangkasbitung di utara dan Malingping di selatan. Sebelum lanjut jalan, istirahat dulu dambil selfie-selfie boleh kali haha.
Perjalanan di Gunung Kencana
Sebagian jalan di dearah Cileles sampai Gunung Kencana tadi sih sudah ada yang dibeton yang lumayan bagus, sekitar 40% lebih kurang jalannya sudah dibeton. Saran lagi, buat yang naik motor hati-hati yah kalo hujan jalanan yang belum dibeton itu licin banget soalnya banyak pasir-pasir dan tanah di jalannya. Karena ga hati-hati dan bercanda dijalan Saya dan Fakhri yang bocengan sampai jatuh di jalanan yang licin. Naaah jadi pelajaran ya buat tean-teman.

Setelah berselfie-selfie riya, kita lanjutkan perjalanan ke Kecamatan Cijaku (kalo ga salah ya). Perjalanan dari Cibadak (start point) sampai ke Cijaku itu kebanyakan rumah-rumah penduduk dan gak jarang juga lewat perkebunan seperti kelapa sawit dan karet jadi jalannya itu sepi, jalanan ramai ketika ada truk saja lewat karena di belakangnya bayak motor yang ingin menyalipnya. Setelah melewati Kecamatan Cijaku akhirnya sampai juga ke tujuan tempat menginap di rumahnya Fakhri yaitu di Malingping. Kecamatan ini paling ramai daripada kecamatan-kecamatan yang tadi telah dilewati, mungkin itu alasannya Malingping akan dijadikan ibu kota dari Kabupaten Cilangkahan; yang akan memisahkan diri dari Lebak.
Pantai Bagedur, Malingping
Kita berangkat pukul 10.30an dan sampai jam 13an, berarti panjangnya perjalanan sekitar 2,5 jam-an. Yah cukup melelahkan (sebenernya sih lelah sekali), dan memutuskan untuk istirahat solat makan alias isoma, hihihi.. Karena lelahnya kelewatan kita memutuskan untuk tidur hingga tiba waktu ashar. Waktu ashar pun tiba, kita bergegas untuk solat dan caw pergi ke Pantai Bagedur. Pantai Bagedur masih di Kecmatan Malingping, dan jalanan di dalam kecamatan ini sedang ada perbaikan yaitu sedang dibetonisasi sehingga perjalanannya agak sedikit terganggu dan tetap jalanannya berdebu. Namun ketika sampai di pertigaan dekat terminal jalanannya aspal dan sudah bagus dan muluus. Sampai pantai jangan lupa untuk mengabadikan momen dengan kamera yaa. Kita di sana sambil menunggu sun set yang Subhanallah indah sekali.

Esok harinya, kita berencana untuk melanjutkan perjalanan menuju Sawarna. Sebenarnya perjalanan ke sana hanya melewati 3 kecamatan saja yaitu; Cihara, Panggarangan, dan Bayah, tapi kita membutuhkan waktu lebih kurang 1 setengah jam. Sewaktu 2 tahun lalu jalan menuju Kecamatan Bayah sih lumayan bagus tapi sekarang Masyaallah jalannya nambah parah rusaknya, terlebih lagi di Kecamatan Panggarangan dan Bayah yang sering dilewati truk yang menuju proyek pembangunan pelabuhan dan pabrik semen merah putih. Gambaran jalannya itu hampir sama seperti jalan-jalan yang ada di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan. Lanjut lagi ke perjalanannya, setelah memasuki kawasan wisata pantai pulo manuk dan sawarma jalanannya lumayan mulus hanya ada sedikit lubang dan suasananya sejuk karena di kiri-kanan jalannya itu kawasan perhutani Banten yang dilindungi dan tidak akan dijadikan kawasan pabrik semen itu. Pintu masuk kawasan wisata sampai pantai sawarna jauhnya sekitar 3 Km.

Sesampainya di kawasan pantai sawarna kita harus melewati jembatan gantung. Setelah itu kita harus membeli tiket masuk seharga Rp.5000,- saja kok murah kaaan. Kemudian lanjut lagi naik motor, di sawarna ada dua jenis pantai; yang satu pantai pasir putih yang sering dikunjungi untuk berenang dan bule-bule senang bermain surfing di pantai ini, satunya lagi pantai tanjung layar yang ada dua tebing di pantainya dan menjadi ikon pantai sawarna.


Begitulah perjalanan dari Rangkasbitung menuju Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah, bisa dibayangkan bagaimana rusaknya jalan menuju Pantai Sawarna yang lumayan melelahkan. Bagi teman-teman yang berasal dari Jakarta yang menggunakan mobil, teman-teman dapat melewati jalan tol Tangerang-Merak dan keluar di pintu tol Balaraja Barat dan kemudian mengambil jalan menuju Rangkasbitung atau keluar di pintu tol Serang Timur dan mengambil arah ke Jalan Raya Pandeglang-Serang kemudian berbelok menuju Rangkasbitung lalu menuju Cibadak seterusnya, bisa juga di Pandegalng melewati rute Saketi. Atau juga melewati rute lain yaitu rute Pelabuan Ratu, Sukabumi.